SEJARAH SINGKAT HUBDAM I/BB

Perjalanan sejarah Indonesia mengalami proses yang berliku dan penuh semangat yang menggelora. Tentara Nasional Indonesia tumbuh dan berkembang sesuai dengan aliran sejarah yang menakjubkan seiring dengan pergerakan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dengan cara merebut dari penjajah.

Rakyat di pulau Sumatera yang menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dari bangsa ini pun tidak luput dari keikut sertaaannya didalam mengikuti proses kemerdekaan . Pergolakan rakyat dan laskar-laskar pembela tanah air bermunculan di Sumatera, mulai dari Sumatera bagian Utara sampai ke Sumatera bagian Selatan, para pejuang di Pulau Sumatera mengadakan perlawanan yang sangat sengit terhadap para penjajah. Mereka tersebar dalam satuan yang kecil sampai mereka membentuk satuan gabungan yang lebih besar, mulai dari batalyon sampai ke divisi-divisi tempur. Bentuk perlawanan para tentara di Pulau Sumatera sangat beragam, mulai dari perlawanan menggunakan senjata seadanya, pidato-pidato penerangan ke kampung-kampung sampai kepada perlawanan memakai bentuk media elektronik.

Semangat perjuangan yang luar biasa itu mereka dengungkan ke seantero dunia menggunakan media elektronik berupa alat–alat pemancar radio yang mereka dapat dari rampasan perang maupun diselundupkan dari luar negeri, sarana perjuangan media elektronik itu sangat ampuh dalam mendukung pergerakan perjuangan para tentara yang ada di Sumatera, terbukti saat Yogyakarta dikuasai Belanda para pejuang yang berada di Pulau Sumatera tidak tinggal diam, lewat radio pemancar mereka mengadakan bantahan-bantahan politis terhadap pernyataan–pernyataan Belanda, mereka menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada.

Para pejuang yang bergerak dan berjuang menggunakan sarana radio tersebut menamakan dirinya kelompok PHB (Perhubungan) yang merupakan bagian dari pasukan yang tergelar di Sumatera. Satuan PHB tersebut dengan fungsi dan tugas yang sangat penting, mereka berada di setiap pasukan dan berkembang seiring perkembangan organisasi tentara yang ada di Pulau Sumatera dan Indonesia pada umumnya.

Satuan PHB mengalami perkembangan menyesuaikan dengan tugas, fungsi,  organisasi pasukan dan selanjutnya menjadi organisasi resmi yang berada di tubuh Tentara Nasional Indonesia. Satuan PHB yang berada di Sumatera mempunyai untaian sejarah yang fenomenal dan terukir lewat bukti nyata partisipasinya terhadap perjuangan tentara yang ada di Pulau Sumatera. Satuan PHB yang berada di wilayah Sumatera bagian utara berkembang menjadi satuan Hubdam I/BB yang merupakan salah satu Badan Pelaksana Kodam I/BB

Sejalan dengan perebutan kekuasaan dari penjajah Jepang, para pejuang yang berkecimpung dalam bidang perhubungan berusaha pula merebut dan menguasai sarana dan peralatan jaringan telekomunikasi, melakukan kegiatan menyediakan fasilitas perhubungan untuk kepentingan perjuangan, diantaranya untuk menyampaikan berita dan informasi dari pusat ke daerah maupun sebaliknya juga melakukan kegiatan untuk mengumpulkan dan mencari berita atau informasi tentang keadaan dan keberadaan pasukan kawan maupun pasukan lawan. Dengan kemampuan personel dan peralatan yang terbatas diusahakan penyediaan saluran-saluran komunikasi untuk kepentingan perjuangan satuan-satuan bersenjata. Salah satu sarana yang dapat segera dimanfaatkan ialah organisasi masyarakat yang telah tersusun sejak pemerintah pendudukan Jepang mulai dari rukun tetangga, rukun kampung, kecamatan, kewedanaan hingga pada tingkat pucuk pimpinan  pemerintah militer Jepang. Dengan demikian sejak awal pembentukan BKR, caraka memegang peranan penting di samping komunikasi radio dan telepon.

            Selain menyelenggarakan hubungan untuk kepentingan militer, satuan-satuan perhubungan tertentu mengadakan juga Broadcasting untuk propaganda dan kampanye, serta monitoring dan observasi, disamping instansi lainnya seperti RRI dan kantor-kantor berita. Dengan jalan itu situasi perjuangan suatu daerah dapat diikuti dan diketahui oleh daerah-daerah lainnya. Dan yang populer  dan lazim di gunakan untuk badan ini ialah PERHUBUNGAN (PHB) dalam pengertian telekomunikasi. Pada awal revolusi, kegiatan komunikasi perhubungan mempergunakan sarana dan alat-alat milik jawatan-jawatan PTT, kereta api, radio, kantor berita Domei dan lain-lain

Sejalan dengan susunan organisasi BKR yang bersifat regional di bawah naungan Komite Nasional Indonesia Daerah, maka satuan-satuan PHB pun belum memiliki  organisasi terpusat.          Satuan-satuan PHB lahir secara spontan, maka di Medan terbentuk Satuan PHB dengan nama Satuan PHB Medan. Dalam kegiatan penyelenggaraan hubungan jarak jauh digunakan pesawat-pesawat radio yang telah berhasil dikuasai dari tentara Jepang, atau membuat sendiri dengan peralatan yang diambil dari beberapa radio yang telah rusak dimanfatkan dalam kegiatan penyampaian berita sesuai dengan kemungkinan yang tersedia. Untuk jarak pendek pada umumnya dipergunakan caraka disamping penggunaan telepon.

            Pada waktu periode BKR, sebagaimana diuraikan diatas bahwa organisasi satuan PHB merupakan bagian dari BKR. Setelah di bentuk Divisi-divisi TKR yang dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, maka secara otomatis unsur PHB menjadi bagian dari divisi setempat. Sekalipun struktur organisasinya  masih belum tersusun secara semestinya, oleh karena itu terdapat berbagai macam susunan, status dan tugas dari masing-masing satuan PHB.

            Pada tanggal 10 Oktober 1945 terbentuk TKR Divisi IV Sumatera Timur di bawah Pimpinan Achmad Tahir, maka terbentuk pula Satuan Corp PHB Divisi IV yaitu Batalyon PHB Divisi IV. Dan pada tanggal 15  April 1946  Divisi IV berubah menjadi Divisi  Gajah I, Divisi V (Aceh) menjadi Divisi Gajah II, kemudian pada tanggal 25 April 1947 Divisi Gajah I dan Divisi Gajah II digabung menjadi Divisi  X dibawah pimpinan Kolonel Husin Yusuf P.Sitompul.

Usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan peralatan-peralatan perhubungan ditempuh dengan berbagai cara, yakni dengan membuat sendiri, merampas atau melalui penyelundupan baik dari daerah yang diduduki musuh maupun dari luar negeri. Seperti yang dilakukan oleh pasukan dari TRI Divisi X Sumatera yang mendatangkan pemancar radio berkekuatan 350 watt yang dikeluarkan oleh pabrik Westren Electric 33A dan 34A yang diselundupkan oleh Kapten Nip Karim dari Singapura yang dibeli dari seorang perwira angkatan laut Inggris dengan barter 50 ton getah. Pemancar ini digunakan sebagai Stasiun Induk Divisi X.

            Setelah perjanjian Renville Pemancar ini dipindahkan ke Kutaraja kemudian dipindahkan lagi ke Ronga-Ronga setelah itu diungsikan lagi ke Takengon dan kembali lagi ke Rimba Raya (62 Km dari kota Bireuen arah Takengon). Pemancar tersebut merupakan suatu pemancar yang berkekuatan 350 Watt dengan dua channel. Pemancar ini digunakan untuk :

  1. Stasion radio siaran yang mulai bekerja pada petang hari dengan nama “Siaran Radio Tentara Divisi X“. Para petugas radio siaran ini antara lain Letnan Muda Sayuddin Thaib, Letnan Muda Syarifuddin, Abdullah (Bekas Tentara Inggris), Abubakar dan Chandra (Bekas Tentara Ghurka Inggris). Siaran dikumandangkan dalam bahasa Indonesia, Inggris, Urdhu, China dan Belanda. Tenaga tehnik pada waktu itu adalah Schultz (Indo Jerman), Letnan Dua Abdullah dan Letnan Muda Syarifuddin.
  1. Stasion Amatir Radio dan dapat mengadakan hubungan dengan Amatir Radio Manila.

            Pada tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda melancarkan Agresi Militer ke-2 dan menduduki Ibukota Republik Indonesia Yogyakarta, stasion RRI di Yogyakarta yang bekerja pada gelombang 27 meter direbut kemudian dipakai sebagai stasion radio Belanda. Pada saat itu tentara Belanda menyombongkan diri kepada dunia bahwa Republik Indonesia telah tiada lagi. Untuk melawan Propaganda Belanda ini oleh pimpinan Divisi X Sumatera memerintahkan agar pesawat pemancar ini digunakan lagi sebagai Radio siaran dengan menggunakan gelombang 25 meter dan 67 meter secara bergantian, nama panggilannya “Suara Merdeka Radio Republik Indonesia Rimba Raya”. Dengan kumandangnya Suara Merdeka Radio Republik Indonesia Rimba Raya maka terbukalah mata dunia akan kebohongan Belanda. Siaran ini dapat didengar di daerah Asia Tenggara dan juga sampai ke India

Welcome Back!

Login to your account below

Create New Account!

Fill the forms below to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.